Pembangunan merupakan upaya untuk mengubah kehidupan masyarakat untuk menjadi lebih baik. Pembangunan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan seluruh Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki untuk memperoleh tingkat kesejahteraan. Di dalam melaksanakan pembangunan tersebut, baik pembangunan nasional maupun pembagunan sektoral (daerah) adakalanya sebuah negara tidak memiliki modal untuk melakukannya. Maka, di dalam teori pembangunan kemudian disebutkan melalui konsep pembangunan berbasis hutang luar negeri.
Pinjaman luar negeri, atau utang luar negeri adalah salah satu hantu bagi pembangunan ekonomi negara dunia ketiga pada sa’at ini. Beberapa referensi yang mengkaji mengenai pembangunan di negara-negara berkembang mulai melihat persoalan pinjaman luar negeri sebagai salah satu pusat penyebab keterbelakangan negara-negara dunia ketiga. Beberapa persoalan yang timbul dari utang luar negeri adalah memperlebar jurang antara negara-negara miskin di bagian selatan dan negara-negara kaya di bagian utara; memiskinkan penduduk di negara-negara dunia ketiga; dan sering pula dilihat sebagai sebuah bentuk penjajahan baru. Menurut perhitungan IMF, pada tahun 2006, utang luar negeri dari 146 negara selatan melampaui 2.207 milliar USD dan uang yang harus mereka bayarkan adalah 495.3 milliar USD. Jumlah ini diakui sendiri oleh IMF bahwa angka ini melampaui kemampuan negara-negara di atas untuk membayar, mengingat nilai di atas sama dengan 80% dari seluruh export barang dan jasa dari negara-negara di atas.
Kehidupan ekonomi Negara berkembang selalu terwarnai dengan sebuah permasalahan terhambatnya pembangunan yang ada lantaran kemampuan dari Negara tersebut untuk menghidupi proses pembangunan yang sedang dilakukan memiliki keterbatasan.
Keterbatasan tersebut seringkali membuat Negara perlu untuk memikirkan mekanisme penerimaan yang mampu mengatasi problem tersebut. Dengan sederhana kita bisa melihat bahwa sumber penerimaan Negara adalah melalui pajak terhadap masyarakatnya, namun bila hal ini belum dapat memenuhi tuntutan yang ada maka negara akan mengambil sebuah alternatif pembiayaan, yaitu pembiayaan melalui utang. Utang tersebut dapat berasal dari Swasta, Negara Lain, Lembaga Donor, ataupun dari masyarakat. Konteks utang yang akan diterima pun dapat berupa hibah, pinjaman lunak, pinjaman program, maupun surat berharga. Dunia internasional dikejutkan oleh badai krisis yang menerpa Indonesia, yang selama ini dipandang sebagai negara stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang fantastis, ternyata begitu ditimpa badai krisis, seluruh bangunan ekonominya runtuh, persatuan nasional rapuh terancam disintegrasi bangsa seperti Yugoslavia dan negara-negara kawasan Balkan.
Krisis ekonomi berkepanjangan dan lambannya pemulihan ekonomi, menunjukkan kerapuhan fondasi ekonomi Indonesia yang selama ini dibangun. Praktek monopoli, konglomerasi dan ekonomi kapitalistik mematikan usaha-usaha ekonomi kerakyatan, memperluas kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Kondisi ini semakin diperparah oleh budaya gemar berutang dan mempermanis istilah hutang luar negeri dengan bantuan luar negeri. Celakanya lagi hutang luar negeri/ bantuan luar negeri dari negara-negara donor, dan lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia banyak yang dikorup oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tingkat kebocoran ini cukup signifikan, menurut begawan ekonomi Prof. Sumitro Djojohadikusumo, mencapai 30% dari total anggaran pembangunan.
Target mengakhiri kemiskinan, seperti diungkapkan oleh Jeffry Sachs dalam bukunya The End of Poverty, merupakan tanggung jawab bersama negara-negara di dunia yang melintasi batas nasionalisme. Kemiskinan yang melanda suatu negara merupakan sebuah penyakit yang sangat sulit dientaskan tanpa adanya pertolongan dari negara lain.
Sejak tahun 2000, semua negara anggota PBB memiliki kesepakatan yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs). Salah satu tujuan utamanya adalah pengurangan angka kemiskinan menjadi separuh pada 2015. Kemudian, sebuah pertanyaan besar yang menyoal bagaimana target itu bisa terpenuhi pun mengemuka. Pertanyaan ini memang sudah sewajarnya diungkapkan mengingat kondisi dan kapasitas APBN yang kurang mumpuni.
Konsekuensi berutang terlalu banyak
Sejatinya, utang dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Akan tetapi, Pattilo, Pairson dan Ricci pada tahun 2002, menemukan hubungan yang negatif antara utang dengan tingkat pendapatan perkapita. Dari 100 negara yang diteliti, mereka menemukan kontribusi utang terhadap pendapatan perkapita suatu negara adalah negatif untuk rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) yang berada pada kisaran persentase 35-45%.
Lebih lanjut, tingginya level utang tersebut dapat menyebabkan berkurangnya sumber daya yang dapat dialokasikan untuk kepentingan investasi yang dapat memperbaiki kinerja ekspor.
Indonesia sekarang menghadapi debt to gdp ratio sebesar 45%. Dengan berlandaskan penelitian yang dilakukan oleh Pattilo dkk, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa utang luar negeri mempunyai dampak yang kurang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan berutang, penyediaan sarana dan prasarana publik pun menjadi terkendala. Betapa tidak, setiap tahun fiskal 40% PPh dan PPn yang dibebankan ke masyarakat, habis untuk bayar hutang pemerintah. Hal ini menjadi sebuah hal yang ironis mengingat salah satu fungsi utama pajak adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mesyarakat melalui penyediaan barang-barang kebutuhan public (public goods). Jadi, alih-alih mensejahterakan negara, dengan menambah utang justru semakin menyengsarakan negara.
Peruntukan utang luar negeri yang tidak jelas
Periode 1974 hingga 1981 sebenarnya adalah periode dimana Indonesia tidak membutuhkan utang luar negeri karena penerimaan negara pada saat itu sudah sangat mumpuni. Besarnya penerimaan negara pada saat itu adalah lebih karena adanya windfall profit dari naiknya harga minyak internasional. Tetapi apa lacur, justru pada periode ini lah Indonesia memanen utang luar negeri, sungguh tak masuk diakal.
Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah kira-kira peribahasa yang tepat untuk menceritakan kondisi Indonesia. Kedatangan utang yang tidak tepat itu ditambah lagi dengan mekanisme peruntukan utang yang tidak jelas. Utang luar negeri lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya konsumtif ketimbang investasi. Tidak seperti kegiatan investasi yang menjanjikan tingkat pengembalian (rate of return) yang pasti , kegiatan konsumsi justru tidak memberikan kepastian rate of return. Pada gilirannya kondisi ini menciptakan sebuah kendala akan ketidaksinambungan pembayaran utang (debt unsustainability).
Dengan demikian, dengan utang luar negeri yang besar, Indonesia mengalami resource drain. Ini terjadi karena net welfare effect yang negatif dari utang luar negeri. Kontribusi utang luar negeri yang sedikit terhadap kesejahteraan Indonesia harus dibenturkan dengan kenyataan akan tingginya jumlah cicilan pokok utang dan beban bunga yang harus dibayar setiap tahun fiskal. Angka Rp 91.6 T dalam APBN 2006 sedikit banyak telah menceritakan betapa pahitnya mempunyai utang luar negeri. Bandingkan dengan dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang hanya sebesar Rp 17 T! bagaimana Indonesia bisa lepas dari jerat kemiskinan?
Pentingnya meminta pengurangan utang
Pelbagai fakta dan argumentasi diatas kiranya sudah cukup untuk dijadikan alasan yang kuat untuk mendorong pemerintah Indonesia meminta pengurangan utang luar negeri kepada negara-negara kreditor. Pengurangan utang luar negeri tak pelak lagi menjadi jalan keluar utama untuk membiayai aktivitas pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Utang luar negeri memang menjadi polemik yang tiada habis-habisnya. Dunia seakan terbagi menjadi dua kiblat yang besar. Yang satu setuju dengan pelbagai argumentasi yang mengangkasa, sementara yang lain menolak dengan argumentasi dan tentangan yang tak kalah mengesankan. Utang, pada level tertentu memang diperlukan, akan tetapi terlalu banyak berutang justru akan membuat negara menjadi sakit. Hal ini sepertinya sudah menjadi logika yang masuk akal dalam konteks ilmu ekonomi. The law of diminishing return kiranya sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan fenomena yang satu ini. Teori ini menjelaskan bagaimana suatu barang akan sangat bermanfaat bagi sang pemakai akan tetapi menjadi penyakit ketika dikonsumsi secara berlebihan.
Memang, pengurangan utang bukan merupakan satu-satunya solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Permasalahan kemiskinan pada dasarnya juga mempunyai kaitan yang erat dengan besar kecilnya arus modal yang masuk ke Indonesia. Oleh karenanya, seperti diungkapkan oleh Ragnar Nurske lewat bukunya “The Capital Accumulation In The Less Developed Countries (1953)” tujuan utama pembangunan ekonomi memang harus melalui (a). peningkatan pendapatan perkepala; (b) penanaman modal. Namun, seperti juga diungkapkan oleh ekonom kenamaan Swedia Gunnar Myrdal, kemiskinan juga merupakan masalah politik. Oleh karenanya diperlukan suatu keputusan politik oleh pimpinan suatu negara. Karena masalah kemiskinan merupakan permasalah struktural, maka pemecahan masalah ini juga harus terkait dengan perencanaan pembangunan jangka panjang. Tidak mungkin diselesaikan langsung seketika tanpa suatu perencanaan dan penanganan yang matang. Berangkat dari pernyataan Myrdal tersebut, jelaslah sudah bahwa program pengentasan kemiskinan melalui jalur pertumbuhan ekonomi memerlukan waktu yang panjang dan jalan yang berliku. John Maynard Keynes bahkan pernah setengah berkelakar dengan menyatakan “How long is the long run? In the long run we are all dead”. Pendapat Keynes itu mungkin sangat kontekstual dengan pembahasan kita sekarang, pertumbuhan ekonomi memang pada akhirnya dapat mengentaskan kemiskinan, tetapi sampai kapan? Mungkin, hingga hari kiamat tiba, permasalahan kemiskinan boleh jadi tidak akan pernah selesai.
Pengurangan utang luar negeri memang masih meninggalkan polemik hingga kini. Akan tetapi, program ini sepertinya merupakan obat yang paling mujarab untuk menuntaskan penyakit bernama kemiskinan. Kemiskinan, tidak dapat diatasi dengan memakai satu obat saja berupa liberalisasi dan deregulasi, bak aspirin yang dipakai untuk mengobati segala penyakit. Kemiskinan, harus langsung diobati dan ditangani langsung pada akarnya yaitu pengalihan sumber daya (resource allocation) dari sumber yang sedianya dialokasikan untuk membayar utang luar negeri (external debt repayment) kepada program pengentasan kemiskinan.
Indonesia sangat layak untuk mendapatkan pengurangan utang luar negeri
Negara-negara yang tergabung dalam G8, pada tahun 2003 melakukan sebuah pertemuan di Evian. Melalui pertemuan ini, G8 lantas mengklasifikasikan pendekatan baru untuk menanggulangi permasalahan utang pada negara-negara berpendapatan menengah (middle income countries). Pendekatan ini bertujuan untuk menyelesaikan dan memformalkan solusi dari permasalahan sustainabilitas dari negara-negara non-HIPC (Highly Indebted Poor Countries), dan untuk menyediakan sebuah kerangka analisa kondisi utang di masing-masing negara. Pendekatan Evian ini pada dasarnya diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan sustainabilitas utang jangka panjang ketimbang jangka pendek. Jika ketidak mampuan suatu negara untuk membayar utang lebih dikarenakan permasalahan likuiditas, maka Paris Club akan terus melanjutkan pendekatan Houston dan klasik (tidak ada pengurangan stok utang luar negeri). Akan tetapi jika ketidak mampuan membayar utang dikarenakan permasalahan sustainabilitas yang teramat parah, maka mekanisme yang diterapkan bisa sangat ekstrim seperti hair cut dan write off.
Indonesia, seperti telah dijelaskan diatas, memiliki masalah sustainabilitas yang teramat parah. Angka 45,63% debt to GDP ratio sedikit banyak telah bercerita. Oleh karenanya, Indonesia layak dan bahkan sangat layak untuk mendapatkan pengurangan utang.
Penjadwalan pembayaran utang luar negeri yang telah berjalan selama ini, baik disadari atau tidak, telah menciptakan ketidak pastian dan memiliki imbas yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Betapa tidak, penjadwalan yang harus menembus birokrasi yang rumit dan panjang tak pelak telah mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang. Ilmu ekonomi mengenal sebuah konsep yang bernama opportunity cost, yaitu konsep yang menjelaskan sebuah potensi keuntungan yang hilang sebagai akibat tersitanya waktu untuk melakukan aktivitas yang menguntungkan. Coba bayangkan, berapa besar kerugian yang harus terjadi karena terlalu sering bernegosiasi untuk penjadwalan utang (multiple resecheduling exercices)? Jadi untuk mengeliminir negosiasi yang berlarut-larut, pengurangan utang luar negeri sepertinya merupakan sebuah jalan keluar yang tepat. Dengan demikian, negara tidak perlu secara berkesinambungan melakukan penjadwalan utang luar negeri karena stok nya sudah jauh berkurang dari level yang mematikan.
Pengurangan utang luar negeri memang terus mendapat tentangan hingga kini, hal ini dapat dimaklumi mengingat pengurangan utang ditenggarai merupakan tindakan yang dapat “memanjakan” negara-negara debitor.
sumber :
http://kifbi.wordpress.com/2008/04/03/utang-luar-negeri-dan-tingkat-kemiskinan/
Senin, 02 Mei 2011
Minggu, 27 Maret 2011
Provinsi Jawa Timur
Jawa Timur
1. Sejarah Perekonomian Provinsi Jawa Timur
PEREKONOMIAN DAN SEKTOR LAPANGAN USAHA
a. Keadaan Perekonomian Secara dalam struktur perekonomian Jawa Timur.
Sektor lapangan usaha lainnya yang juga potensial adalah perdagangan, hotel, restoran , serta sektor industri pengolahan. Struktur kontribusi lapangan usaha yang demikian ini menunjukkan bahwa perekonomian Jawa Timur sudah menampakkan perkembangan kearah kemantapan, yaitu perkembangan industri dan jasa yang di dukung oleh pertanian yang tangguh. Kemampuan perekonomian Jawa Timur yang seperti diuraikan diatas pada hakekatnya memberikan implikasi adanya potensi perkembangan dan pengembangan yang dapat dipacu lebih pesat pada masa - masa mendatang .
b. Lapangan Usaha Pertanian
Lapangan usaha pertanian didalam struktur perekonomian Jawa Timur sampai saat ini masih tetap memegang peranan penting , hal tersebut nampak pada sumbangannya terhadap produk regional domestik bruto Propinsi Jawa Timur.
Selain peranannya terhadap struktur perekonomian daerah , Sub - sektor pertanian rakyat juga mampu berperan terhadap stok pangan Nasional.
Jawa Timur pada tahun mendatang tetap bertekat terus mengupayakan peningkatan produksi pangan dalam rangka pelestarian swasembada pangan sebagaimana yang telah dicapai saat ini .
c. Lapangan Usaha Perdagangan dan Koperasi
Nilai ekspor hasil perdagangan Jawa Timur dari tahun ke tahun semakin meningkat, membuktikan bahwa iklim pembangunan dibidang perdagangan Jawa Timur semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya dukungan dan terobosan - terobosan dipasaran potensial bagi eksport migas dan non migas disamping mempertahankan serta terus meningkatkan volume dan nilai eksportnya. Sedangkan untuk koperasi Jawa Timur berupaya mewujudkan Propinsi Koperasi melalui gerakan nasional sadar koperasi serta menciptakan demokrasi ekonomi sampai ditingkat pedesaan.
d. Pertambangan dan energi
Dari berbagai potensi pertambangan yang ada di Jawa Timur diharapkan pendapatan dari sektor pertambangan dapat semakin meningkat.Dalam rangka tata ruang, persebaran lokasi bahan tambang perlu diperhatikan dalam usaha pengamanan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sementara itu dalam hal pembangunan dibidang energi khususnya tenaga listrik di Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Hal ini dapat di buktikan dengan bertambahnya jumlah desa yang terjangkau program listrik pedesaan. Selain listrik, energi gas juga diproduksi oleh perusahaan gas negara Jawa Timur
bagaimanapun masih tetap baik mengingat kemungkinan dapatnya dikembangkan gas bumi seperti diduga sekitar Gresik dan Madura. Sekitar peningkatan pembangunan di bidang energi memberikan harapan bahwa perkembangan kegiatan hingga ke pelosok pedesaan akan dapat dipacu peningkatannya dalam rangka pengembangan wilayah Jawa Timur secara keseluruhan .
otensi Perdagangan Jawa Timur
Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam rangka pembangunan yang berwawasan Nusantara.
Pembangunan perdagangan sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, dan memberikan sumbangan yang sangat cukup berarti dalam menciptakan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan.
Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua ( PJP II ), GBHN 1993 mengamanatkan bahwa jasa, termasuk pelayanan infra struktur dan jasa keuangan, terus dikembangkan menuju terciptanya jaringan informasi, perhubungan, perdagangan dan pelayanan keuangan yang andal, efesien , mampu mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan. GBHN 1993 memberi petunjuk bahwa perdagangan dalam negeri dan distribusi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam ( Repelita V1 ) diarahkan untuk memperlacar arus barang dan jasa serta melindungi kepentingan produsen dan konsumen dalam rangka memantapkan stabilitas ekonomi, mempercepat pembangunan menyebarkan dan meratakan hasil pembangunan keseluruhan Wilayah Tanah Air.
Disamping itu, peningkatan ekspor barang dan jasa termasuk jasa konsruksi diarahkan pada penganekaragaman jenis komoditi ekspor meningkatkan jumlah serta mutu barang dan jasa ekspor serta meningkatkan daya saing melalui upaya perluasan pasar, penyebaran informasi dan peningkatan produksi, didukung oleh sarana dan prasarana telekomonikasi dan transportasi serta lembaga keuagan yang andal. Impor barang dan jasa diarahkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang berorientasi pada ekspor, penghematan devisa dan pola hidup sederhana.
Sedang pelaksanaan pembangunan perdagangan dipropinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Timur sebagai mana tertuang dalam Repelita V1 Daerah Jawa Timur dengan tujuan, sasaran kebijakksanaan dan langkah - langkah antara lain sebagai berikut :
A. TUJUAN
1. Perdagangan Dalam Negeri
Pembangunan perdagangan dalam Negeri di Jawa Timur sesuai diamanatkan dalam pola dasar pembangunan daerah dalam Repelita VI memiliki tujuan seperti berikut :
a. Meningkatkan efesiensi perdagangan dalam negeri melalui sistem distribusi nasional yang efesien dan efektif, dalam upaya meningkatkan daya saing produk - produk ekspor, mempertahankan tingkat harga yang wajar dan stabil di dalam negeri antara lain memperluas pemasaran barang - barang produk dalam negeri dan meningkatkan peranan pengusaha nasional khususnya pada golangan ekonomi lemah.
b. Mendorong meningkatkan peran dunia usaha, antara lain melakukan kebijaksanaan mengurangi dan menghapuskan berbagai aturan yang dianggap mengganggu pelaksanaan kegiatan usaha, sehingga menjadi dunia usaha yang ada didaerah semakin berkembang.
c. Menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan masyarakat lainnya disesuaikan dengan pola produksi dan kosumsi masyarakat didukung oleh sistem pembiayaan dan jasa transportasi dan jaringan distribusi yang mantap .
2. Pedagangan Luar Negeri
Dalam repelita VI tujuan pembangunan luar negeri di Jawa Timur sejalan dengan pola dasar pembangunan daerah adalah meliputi :
a.Ekspor
Mendorong ekspor komoditi non migas, dengan terus mengembangkan peningkatan daya saing penerobosan serta perluasan pasar luar negeri melalui peningkatan efesiensi produksi , mutu komoditi , jaminan kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, serta penganekaragaman produk dan pasar. Kegiatan ini didukung oleh penyempurnaan pemantapan sarana dan prasarana perdagangan , yang meliputi jaringan informasi pasar, peningkatan promosi serta peningkatan akses pasar.
b.Impor
Memenuhi kebutuhan barang dan jasa khususnya barang modal, bahan baku dan bahan penolong, yang diarahkan untuk mendorong pengembangan industri dalam negeri. Dengan demikian akan mampu menghasilkan barang dan jasa dengan dan harga yang bersaing, dalam rangka menunjang ekspor dan mendorong penggunaan produksi dalam negeri. Melakukan penghematan penggunaan devisa, utamanya yang digunakan untuk impor barang mewah.
c.Mutu
Situasi ekonomi dan perdagangan internasional dewasa ini cenderung menuntut kepastian mutu dari suatu produk melalui dokumen hasil pengujian dan jaminan mutu dari perusahaan pemasok melalui penerapan sistem jaminan yang dapat dipercaya serta dapat dipertanggung jawabkan.
3.Aparatur
Dalam upaya meningkatkan kualitas dari aparat pelaksana maka dalam alam deregulasi ini peranan aparat pemerintah khususnya perdagangan sebagai pemberi perijinan harus dikurangi dan dialihkan pada pemberian pelayanan, Bimbingan dan dorongan yang sebaik- baiknya kepada dunia usaha agar tujuan pembangunan perdagangan dalam Repelita VI dapat tercapai dengan optimal.
B. SASARAN
1. Perdagangan Dalam Negeri
• Sasaran pembangunan perdagangan dalam negeri mencakup, sistem distribusi nasional yang efesien dan efektif yang dapat meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa antar negara. Dalam pada itu juga akan mendorong tersedianya barang dan jasa dipasar dengan harga yang layak bagi produsen dan terjangkau oleh daya beli rakyat banyak dengan kata lain dapat membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat baik sebagai produsen maupun konsumen akhir, disamping juga dapat ditekan serendah mungkin adanya perbedaan harga yang disebabkan oleh adanya perbedaan waktu dan daerah (untuk melindungi kepentingan produsen dan konsumen). Selanjutnya, dengan semakin lancarnya pengadaan bahan baku dan penolong akan menjamin kelangsungan produksi, dan meluasnya pasar dalam negeri akan mendorong lebih lanjut kegiatan di bidang produksi. Adanya distribusi yang baik, komoditi yang dikendalikan semakin berkurangnya, kegoncangan harga yang semakin jarang,, kebutuhan yang semakin terjamin, serta tercapainya kemampuan lembaga yang lebih dinamis.
• Dengan adanya berbagai kebijaksanaan pemerintah dapat melaksanakan iklim usaha dengan lebih baik yang dapat memberikan luar gerak yang lebih luas khususnya bagi dunia usaha ekspor sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan ekspor baik swasta, BUMN, maupun koperasi.
2. Perdagangan Luar Negeri
a. Ekspor
• Meningkatkan volume maupun nilai serta daya saing barang - barang ekspor Jawa Timur dipasar dunia.
• Meratanya kesempatan berusaha dan meningkatnya partisipasi pedagang golongan ekonomi lemah.
• Terpeliharanya pasar tradisional yang telah ada serta terciptanya perluasan dan penyebaran wilayah pasar disertai dengan beranekaragamnya komoditi ekspor.
• Meningkatnya variasi barang ekspor hasil produksi.
• Meningkatnya kandungan lokal bahan baku dan teknologi ekspor produksi barang Jawa Timur .
• Meningkatnya nilai tambah dan harga / unit barang ekspor.
• Meningkatnya kemampuan eksportir dalam bidang pemasaran dan semakin meningkat kesadarannya dalam memenuhi ketentuan - ketentuan baik di dalam maupun di luar negri di bidang perdagangan/ekspor serta semakin mantapnya organisasi /asosiasi dan badan - badan pemasaran sehingga dapat berperan sesuai fungsinya .
• Semakin lengkapnya dan semakin lancarnya penyebaran informasi di bidang perdagangan baik di dalam maupun diluar negeri.
• Terciptanya keterkaitan yang saling menguntungkan antar produsen dan eksportir.
• Meningkatkan pendapatan produsen hasil pertanian rakyat dan pedagang .
• Terciptanya perjanjian dagang secara birateral disesuaikan dengan kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
• Mantapnya daya saing mata dagangan ekspor Jawa Timur dalam perdagangan secara bilateral maupun peningkatan pemanfaatan dan kemampuan perwakilan perdagangan RI di luar negeri.
13. Semakin lengkap dan semakin lancarnya penyebaran informasi di bidang perdagangan luar negeri baik kepada dunia usaha maupun di kalangan pemerintah secara tepat waktu dan tepat guna.
b. Impor
• Tersedianya barang modal, bahan baku / penolong serta jasa yang diperlukan bagi pengembangan sektor industri dalam jumlah yang memadai dan harga yang wajar sehingga menunjang peningkatan produktifitas dan daya saing barang ekspor serta penggunaan hasil produksi dalam negeri.
• Meningkatnya peranan impor yang berwawasan lingkungan.
• Meningkatnya pelayanan informasi impor terutama bagi pengusaha golongan menengah dan kecil dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi impor melalui diversifikasi produk dan negara asal.
• Meningkatnya peranan perdagangan impor dalam upaya menciptakan iklim yang mendorong pertumbuhan investasi asing dan investasi dalam negeri.
• Terkendalinya impor produk - produk tertentu dalam rangka menunjang peningkatan industri dalam negeri yang banyak menyerap tenaga kerja baik yang berorientasi ekspor maupun pasar dalam negeri.
c. Mutu
• Meningkatnya ekspor melalui peningkatan mutu dan jaminan mutu sesuai dengan permintaan pasar.
• Meningkatnya daya saing produk dalam negeri dan perlindungan konsumen melalui pengendalian mutu dan jaminan mutu .
• Hasil uji laboratorium penguji dapat diterima dan diakui diperdagangan Nasional maupun Internasional .
• Produsen mampu mewujudkan jaminan mutu .
Perindustrian
Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri besar kereta api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT Leces di Probolinggo), pabrik rokok ( Wismilak di Surabaya Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan Petrokimia. Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIER) di kabupaten Madiun, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor; Industri kerajinan kulit berupa tas dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang sangat terkenal.
Pertambangan dan energi
Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, ditambang di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, dimana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menikmati pembangkit energi mikrohidro dan energi surya.
2. Pendapatan Asli Daerah Jawa Timur
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencerminkan kemandirian suatu wilayah dalam membiayai pelaksanaan pembangunan di daerahnya. Semakin besar PAD suatu daerah bisa berarti semakin mandiri daerah tersebut serta mampu melaksanakan pelaksanaan daerah.
DUKUNGAN REALISASI PAD DINAS PENDAPATAN PROPINSI JAWA TIMUR
TERHADAP REALISASI APBD PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 1997/1998 s/d 2006
1. Pada tahun 1997/1998 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 497.234.770.996,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.867.329.256.391,34 dan prosentasenya sebesar 26,63%
2. Pada tahun 1998/1999 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 442.294.323.910,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 854.888.445.961,03 dan prosentasenya sebesar 51,74%
3. Pada tahun 1999/2000 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 470.389.652.430,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 971.913.804.873,00 dan prosentasenya sebesar 48,4%
4. Pada tahun 2000 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 661.712.043.563,84, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.315.053.409.640,77 dan prosentasenya sebesar 50,32%
5. Pada tahun 2001 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.154.338.430.979,33, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 2.405.6763.94.331,40 dan prosentasenya sebesar 47,98%
6. Pada tahun 2002 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.644.053.530.210,73, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp3.321.097.083.757,03 dan prosentasenya sebesar 49,5%
7. Pada tahun 2003 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.920.515.031.446,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 4.340.890.321.000,00 dan prosentasenya sebesar 44,24%
8. Pada tahun 2004 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 2.549.909.017.872,00 , realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 3.925.861.375.182,32 dan prosentasenya sebesar 64,95%
9. Pada tahun 2005 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 3.105.651.069.743,00 , realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 4.611.233.578.172,58 dan prosentasenya sebesar 67,35 %
10. Pada tahun 2006 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 3.274.819.728.798,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 5.103.392.670.612,12 dan prosentasenya sebesar 64,17 %
Sumber Dipenda Propinsi Jawa Timur.(2007)
Peningkatan PAD ini terjadi pada pos pajak daerah maupun laba BUMD yang saat ini sedang intensif dilakukan pembenahan pembenahan managemen secara profesional . Dengan semakin membaiknya kinerja BUMD diharapkan peningkatan kapasitas Fiskal daerah tidak hanya terkonsentrasi pada pos tradisional (BBNKB dan PKB).
PENDAPATAN ASLI DAERAH JATIM NAIK 2008
Berkaitan dengan kenaikan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur. Pada perubahan APBD 2008, PAD Jatim naik lebih dari Rp 351 miliar. APBD awal 2008, PAD ditetapkan sebesar Rp 5,3 triliun. Pada Perubahan ABPD 2008, Pemprov mengajukan perubahan PAD lebih dari Rp 351 miliar. Kenaikan tersebut paling besar bersumber dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).
Sehingga PAD APBD 2008 menjadi Rp 5,7 triliun.Kalau PAD naik, berarti ada perbaikan ekonomi di Jatim,"
3. Hambatan Pembangunan Daerah Provinsi
Hambatan pembangunan/kendala-kendala pembangunan provinsi Jawa Timur seperti kurangnya ketersediaan prasarana dan sarana dasar ekonomi, terbatasnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia serta kendala geografis yang relatif terisolasi merupakan masalah utama bagi pengembangan KTI
4. Produk Unggulan Provinsi Jawa Timur
Produk unggulan di Provinsi Jawa Timur antara lain tenun ikat parengan, tas enceng gondok, beras, konveksi, wingko Babat, krupuk kedelai, wingko Babat, tas tempurung kelapa, tikar lipat, dan sepatu border.
5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhsilan pembangunan
Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah provinsi Jawa Timur antara lain :
1. Modal (capital)
2. Tenaga kerja yang tersedia
3. Kekayaan alam (sumber daya alam ) riil
4. Teknologi dan wirausaha
5. Karakteristik social budaya masyarakat
6. Luasnya pasar
7. System perekonomian yang digunakan.
Factor modal dan tenaga kerja merupakan input yang langsung mempengaruhi besarnya output. Sedangkan kelima factor terakhir merupakan input yang secara tidak langsung mempengaruhi besarnya output melalui pengaruhnya terhadap modal dan tenaga kerja
6. Gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jawa Timur
Profil Soekarwo – Gubernur Jawa Timur Periode Tahun 2009-2014
DR. H. Soekarwo, SH, M.Hum (lahir di Madiun, Jawa Timur, 16 Juni 1950; umur 60 tahun) adalah Gubernur Jawa Timur periode 2009-2014.
Soekarwo, suami dari Hj. Nina Kirana ini menamatkan pendidikannya di SR Negeri Palur Madiun (1962), SMP Negeri 2 Ponorogo (1965), serta SMAK Sosial Madiun (1969). Gelar sarjana hukum diperolehnya di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya (1979), sementara gelar pascasarjana hukum di Universitas Surabaya (1996), dan gelar doktornya di Universitas Diponegoro Semarang (2004).
Soekarwo mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur, dan terakhir sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (2003-2008). Ia juga dipercaya sebagai Komisaris Utama Bank Jatim sejak tahun 2005.
Soekarwo terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan selama dua putaran (putaran pertama tanggal 23 Juli 2008 dan putaran kedua tanggal 4 November 2008) serta pemilihan ulang putaran kedua di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang tanggal 21 Januari 2009. Pelantikan Soekarwo sebagai Gubernur dan Saifullah Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto.
Profil Drs. Saifullah Yusuf-Wakil Gubernur provinsi Jawa Timur
Drs. Saifullah Yusuf (lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 28 Agustus 1964; umur 46 tahun) adalah Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2009-2014.
Pendidikan
Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Nasional, Jakarta pada tahun 1985.
Awal karier
Syaifullah Yusuf mengawali kariernya melalui organisasi GP Ansor. Ia menjadi ketua umum GP Ansor selama dua periode yaitu 2000-2005 dan dilanjutkan 2005-2010. Sebelumnya juga ia menjadi plh Ketua Umum GP Ansor menggantikan Iqbal Assegaf yang meninggal dunia tahun 1999.
Menjadi anggota DPR
Pada Pemilu 1999 ia menjadi anggota DPR dari PDIP. Ia dianggap sebagai lambang aliansi dari Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri karena Saifullah adalah orang kepercayaan Gus Dur dan ditempatkan di PDIP. Ketika hubungan Gus Dur-Megawati merenggang maka pada tahun 2001, Saifullah mengundurkan diri dari PDIP dan juga DPR serta bergabung dengan PKB.
Pada muktamar PKB tahun 2002, Saifullah terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PKB, itu merupakan hasil yang optimal setelah sebelumnya ia bersaing dengan Alwi Shihab memperebutkan posisi ketua umum.
Menjadi menteri
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu dari Oktober 2004 hingga Mei 2007. Konflik di tubuk PKB yang berakibat dicopotnya Saifullah Yusuf dari jabatan Sekjen PKB berimbas pada jabatan menteri ini. Karena tidak dianggap lagi sebagai representasi PKB lagi maka ia digantikan oleh Lukman Edy yang juga menggantikannnya sebagai Sekjen PKB.
Menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur
Saifullah Yusuf terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan selama dua putaran (putaran pertama tanggal 23 Juli 2008 dan putaran kedua tanggal 4 November 2008) serta pemilihan ulang putaran kedua di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang tanggal 21 Januari 2009. Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur
http://www.eastjava.com/plan/ind/umum.html
Indonesiaontime.com
Faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi Negara berkembang http://id.shvoong.com/social-sciences/1999240-faktor-yang-mempengaruhi-pembangunan-ekonomi/#ixzz1HofIepL7
1. Sejarah Perekonomian Provinsi Jawa Timur
PEREKONOMIAN DAN SEKTOR LAPANGAN USAHA
a. Keadaan Perekonomian Secara dalam struktur perekonomian Jawa Timur.
Sektor lapangan usaha lainnya yang juga potensial adalah perdagangan, hotel, restoran , serta sektor industri pengolahan. Struktur kontribusi lapangan usaha yang demikian ini menunjukkan bahwa perekonomian Jawa Timur sudah menampakkan perkembangan kearah kemantapan, yaitu perkembangan industri dan jasa yang di dukung oleh pertanian yang tangguh. Kemampuan perekonomian Jawa Timur yang seperti diuraikan diatas pada hakekatnya memberikan implikasi adanya potensi perkembangan dan pengembangan yang dapat dipacu lebih pesat pada masa - masa mendatang .
b. Lapangan Usaha Pertanian
Lapangan usaha pertanian didalam struktur perekonomian Jawa Timur sampai saat ini masih tetap memegang peranan penting , hal tersebut nampak pada sumbangannya terhadap produk regional domestik bruto Propinsi Jawa Timur.
Selain peranannya terhadap struktur perekonomian daerah , Sub - sektor pertanian rakyat juga mampu berperan terhadap stok pangan Nasional.
Jawa Timur pada tahun mendatang tetap bertekat terus mengupayakan peningkatan produksi pangan dalam rangka pelestarian swasembada pangan sebagaimana yang telah dicapai saat ini .
c. Lapangan Usaha Perdagangan dan Koperasi
Nilai ekspor hasil perdagangan Jawa Timur dari tahun ke tahun semakin meningkat, membuktikan bahwa iklim pembangunan dibidang perdagangan Jawa Timur semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya dukungan dan terobosan - terobosan dipasaran potensial bagi eksport migas dan non migas disamping mempertahankan serta terus meningkatkan volume dan nilai eksportnya. Sedangkan untuk koperasi Jawa Timur berupaya mewujudkan Propinsi Koperasi melalui gerakan nasional sadar koperasi serta menciptakan demokrasi ekonomi sampai ditingkat pedesaan.
d. Pertambangan dan energi
Dari berbagai potensi pertambangan yang ada di Jawa Timur diharapkan pendapatan dari sektor pertambangan dapat semakin meningkat.Dalam rangka tata ruang, persebaran lokasi bahan tambang perlu diperhatikan dalam usaha pengamanan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sementara itu dalam hal pembangunan dibidang energi khususnya tenaga listrik di Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Hal ini dapat di buktikan dengan bertambahnya jumlah desa yang terjangkau program listrik pedesaan. Selain listrik, energi gas juga diproduksi oleh perusahaan gas negara Jawa Timur
bagaimanapun masih tetap baik mengingat kemungkinan dapatnya dikembangkan gas bumi seperti diduga sekitar Gresik dan Madura. Sekitar peningkatan pembangunan di bidang energi memberikan harapan bahwa perkembangan kegiatan hingga ke pelosok pedesaan akan dapat dipacu peningkatannya dalam rangka pengembangan wilayah Jawa Timur secara keseluruhan .
otensi Perdagangan Jawa Timur
Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam rangka pembangunan yang berwawasan Nusantara.
Pembangunan perdagangan sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, dan memberikan sumbangan yang sangat cukup berarti dalam menciptakan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan.
Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua ( PJP II ), GBHN 1993 mengamanatkan bahwa jasa, termasuk pelayanan infra struktur dan jasa keuangan, terus dikembangkan menuju terciptanya jaringan informasi, perhubungan, perdagangan dan pelayanan keuangan yang andal, efesien , mampu mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan. GBHN 1993 memberi petunjuk bahwa perdagangan dalam negeri dan distribusi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam ( Repelita V1 ) diarahkan untuk memperlacar arus barang dan jasa serta melindungi kepentingan produsen dan konsumen dalam rangka memantapkan stabilitas ekonomi, mempercepat pembangunan menyebarkan dan meratakan hasil pembangunan keseluruhan Wilayah Tanah Air.
Disamping itu, peningkatan ekspor barang dan jasa termasuk jasa konsruksi diarahkan pada penganekaragaman jenis komoditi ekspor meningkatkan jumlah serta mutu barang dan jasa ekspor serta meningkatkan daya saing melalui upaya perluasan pasar, penyebaran informasi dan peningkatan produksi, didukung oleh sarana dan prasarana telekomonikasi dan transportasi serta lembaga keuagan yang andal. Impor barang dan jasa diarahkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang berorientasi pada ekspor, penghematan devisa dan pola hidup sederhana.
Sedang pelaksanaan pembangunan perdagangan dipropinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Timur sebagai mana tertuang dalam Repelita V1 Daerah Jawa Timur dengan tujuan, sasaran kebijakksanaan dan langkah - langkah antara lain sebagai berikut :
A. TUJUAN
1. Perdagangan Dalam Negeri
Pembangunan perdagangan dalam Negeri di Jawa Timur sesuai diamanatkan dalam pola dasar pembangunan daerah dalam Repelita VI memiliki tujuan seperti berikut :
a. Meningkatkan efesiensi perdagangan dalam negeri melalui sistem distribusi nasional yang efesien dan efektif, dalam upaya meningkatkan daya saing produk - produk ekspor, mempertahankan tingkat harga yang wajar dan stabil di dalam negeri antara lain memperluas pemasaran barang - barang produk dalam negeri dan meningkatkan peranan pengusaha nasional khususnya pada golangan ekonomi lemah.
b. Mendorong meningkatkan peran dunia usaha, antara lain melakukan kebijaksanaan mengurangi dan menghapuskan berbagai aturan yang dianggap mengganggu pelaksanaan kegiatan usaha, sehingga menjadi dunia usaha yang ada didaerah semakin berkembang.
c. Menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan masyarakat lainnya disesuaikan dengan pola produksi dan kosumsi masyarakat didukung oleh sistem pembiayaan dan jasa transportasi dan jaringan distribusi yang mantap .
2. Pedagangan Luar Negeri
Dalam repelita VI tujuan pembangunan luar negeri di Jawa Timur sejalan dengan pola dasar pembangunan daerah adalah meliputi :
a.Ekspor
Mendorong ekspor komoditi non migas, dengan terus mengembangkan peningkatan daya saing penerobosan serta perluasan pasar luar negeri melalui peningkatan efesiensi produksi , mutu komoditi , jaminan kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, serta penganekaragaman produk dan pasar. Kegiatan ini didukung oleh penyempurnaan pemantapan sarana dan prasarana perdagangan , yang meliputi jaringan informasi pasar, peningkatan promosi serta peningkatan akses pasar.
b.Impor
Memenuhi kebutuhan barang dan jasa khususnya barang modal, bahan baku dan bahan penolong, yang diarahkan untuk mendorong pengembangan industri dalam negeri. Dengan demikian akan mampu menghasilkan barang dan jasa dengan dan harga yang bersaing, dalam rangka menunjang ekspor dan mendorong penggunaan produksi dalam negeri. Melakukan penghematan penggunaan devisa, utamanya yang digunakan untuk impor barang mewah.
c.Mutu
Situasi ekonomi dan perdagangan internasional dewasa ini cenderung menuntut kepastian mutu dari suatu produk melalui dokumen hasil pengujian dan jaminan mutu dari perusahaan pemasok melalui penerapan sistem jaminan yang dapat dipercaya serta dapat dipertanggung jawabkan.
3.Aparatur
Dalam upaya meningkatkan kualitas dari aparat pelaksana maka dalam alam deregulasi ini peranan aparat pemerintah khususnya perdagangan sebagai pemberi perijinan harus dikurangi dan dialihkan pada pemberian pelayanan, Bimbingan dan dorongan yang sebaik- baiknya kepada dunia usaha agar tujuan pembangunan perdagangan dalam Repelita VI dapat tercapai dengan optimal.
B. SASARAN
1. Perdagangan Dalam Negeri
• Sasaran pembangunan perdagangan dalam negeri mencakup, sistem distribusi nasional yang efesien dan efektif yang dapat meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa antar negara. Dalam pada itu juga akan mendorong tersedianya barang dan jasa dipasar dengan harga yang layak bagi produsen dan terjangkau oleh daya beli rakyat banyak dengan kata lain dapat membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat baik sebagai produsen maupun konsumen akhir, disamping juga dapat ditekan serendah mungkin adanya perbedaan harga yang disebabkan oleh adanya perbedaan waktu dan daerah (untuk melindungi kepentingan produsen dan konsumen). Selanjutnya, dengan semakin lancarnya pengadaan bahan baku dan penolong akan menjamin kelangsungan produksi, dan meluasnya pasar dalam negeri akan mendorong lebih lanjut kegiatan di bidang produksi. Adanya distribusi yang baik, komoditi yang dikendalikan semakin berkurangnya, kegoncangan harga yang semakin jarang,, kebutuhan yang semakin terjamin, serta tercapainya kemampuan lembaga yang lebih dinamis.
• Dengan adanya berbagai kebijaksanaan pemerintah dapat melaksanakan iklim usaha dengan lebih baik yang dapat memberikan luar gerak yang lebih luas khususnya bagi dunia usaha ekspor sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan ekspor baik swasta, BUMN, maupun koperasi.
2. Perdagangan Luar Negeri
a. Ekspor
• Meningkatkan volume maupun nilai serta daya saing barang - barang ekspor Jawa Timur dipasar dunia.
• Meratanya kesempatan berusaha dan meningkatnya partisipasi pedagang golongan ekonomi lemah.
• Terpeliharanya pasar tradisional yang telah ada serta terciptanya perluasan dan penyebaran wilayah pasar disertai dengan beranekaragamnya komoditi ekspor.
• Meningkatnya variasi barang ekspor hasil produksi.
• Meningkatnya kandungan lokal bahan baku dan teknologi ekspor produksi barang Jawa Timur .
• Meningkatnya nilai tambah dan harga / unit barang ekspor.
• Meningkatnya kemampuan eksportir dalam bidang pemasaran dan semakin meningkat kesadarannya dalam memenuhi ketentuan - ketentuan baik di dalam maupun di luar negri di bidang perdagangan/ekspor serta semakin mantapnya organisasi /asosiasi dan badan - badan pemasaran sehingga dapat berperan sesuai fungsinya .
• Semakin lengkapnya dan semakin lancarnya penyebaran informasi di bidang perdagangan baik di dalam maupun diluar negeri.
• Terciptanya keterkaitan yang saling menguntungkan antar produsen dan eksportir.
• Meningkatkan pendapatan produsen hasil pertanian rakyat dan pedagang .
• Terciptanya perjanjian dagang secara birateral disesuaikan dengan kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
• Mantapnya daya saing mata dagangan ekspor Jawa Timur dalam perdagangan secara bilateral maupun peningkatan pemanfaatan dan kemampuan perwakilan perdagangan RI di luar negeri.
13. Semakin lengkap dan semakin lancarnya penyebaran informasi di bidang perdagangan luar negeri baik kepada dunia usaha maupun di kalangan pemerintah secara tepat waktu dan tepat guna.
b. Impor
• Tersedianya barang modal, bahan baku / penolong serta jasa yang diperlukan bagi pengembangan sektor industri dalam jumlah yang memadai dan harga yang wajar sehingga menunjang peningkatan produktifitas dan daya saing barang ekspor serta penggunaan hasil produksi dalam negeri.
• Meningkatnya peranan impor yang berwawasan lingkungan.
• Meningkatnya pelayanan informasi impor terutama bagi pengusaha golongan menengah dan kecil dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi impor melalui diversifikasi produk dan negara asal.
• Meningkatnya peranan perdagangan impor dalam upaya menciptakan iklim yang mendorong pertumbuhan investasi asing dan investasi dalam negeri.
• Terkendalinya impor produk - produk tertentu dalam rangka menunjang peningkatan industri dalam negeri yang banyak menyerap tenaga kerja baik yang berorientasi ekspor maupun pasar dalam negeri.
c. Mutu
• Meningkatnya ekspor melalui peningkatan mutu dan jaminan mutu sesuai dengan permintaan pasar.
• Meningkatnya daya saing produk dalam negeri dan perlindungan konsumen melalui pengendalian mutu dan jaminan mutu .
• Hasil uji laboratorium penguji dapat diterima dan diakui diperdagangan Nasional maupun Internasional .
• Produsen mampu mewujudkan jaminan mutu .
Perindustrian
Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri besar kereta api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT Leces di Probolinggo), pabrik rokok ( Wismilak di Surabaya Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan Petrokimia. Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIER) di kabupaten Madiun, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor; Industri kerajinan kulit berupa tas dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang sangat terkenal.
Pertambangan dan energi
Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, ditambang di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, dimana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menikmati pembangkit energi mikrohidro dan energi surya.
2. Pendapatan Asli Daerah Jawa Timur
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencerminkan kemandirian suatu wilayah dalam membiayai pelaksanaan pembangunan di daerahnya. Semakin besar PAD suatu daerah bisa berarti semakin mandiri daerah tersebut serta mampu melaksanakan pelaksanaan daerah.
DUKUNGAN REALISASI PAD DINAS PENDAPATAN PROPINSI JAWA TIMUR
TERHADAP REALISASI APBD PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 1997/1998 s/d 2006
1. Pada tahun 1997/1998 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 497.234.770.996,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.867.329.256.391,34 dan prosentasenya sebesar 26,63%
2. Pada tahun 1998/1999 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 442.294.323.910,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 854.888.445.961,03 dan prosentasenya sebesar 51,74%
3. Pada tahun 1999/2000 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 470.389.652.430,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 971.913.804.873,00 dan prosentasenya sebesar 48,4%
4. Pada tahun 2000 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 661.712.043.563,84, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.315.053.409.640,77 dan prosentasenya sebesar 50,32%
5. Pada tahun 2001 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.154.338.430.979,33, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 2.405.6763.94.331,40 dan prosentasenya sebesar 47,98%
6. Pada tahun 2002 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.644.053.530.210,73, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp3.321.097.083.757,03 dan prosentasenya sebesar 49,5%
7. Pada tahun 2003 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 1.920.515.031.446,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 4.340.890.321.000,00 dan prosentasenya sebesar 44,24%
8. Pada tahun 2004 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 2.549.909.017.872,00 , realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 3.925.861.375.182,32 dan prosentasenya sebesar 64,95%
9. Pada tahun 2005 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 3.105.651.069.743,00 , realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 4.611.233.578.172,58 dan prosentasenya sebesar 67,35 %
10. Pada tahun 2006 realisasi penerimaan PAD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 3.274.819.728.798,00, realisasi APBD dipenda Prov.Jawa Timur sebesar Rp 5.103.392.670.612,12 dan prosentasenya sebesar 64,17 %
Sumber Dipenda Propinsi Jawa Timur.(2007)
Peningkatan PAD ini terjadi pada pos pajak daerah maupun laba BUMD yang saat ini sedang intensif dilakukan pembenahan pembenahan managemen secara profesional . Dengan semakin membaiknya kinerja BUMD diharapkan peningkatan kapasitas Fiskal daerah tidak hanya terkonsentrasi pada pos tradisional (BBNKB dan PKB).
PENDAPATAN ASLI DAERAH JATIM NAIK 2008
Berkaitan dengan kenaikan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur. Pada perubahan APBD 2008, PAD Jatim naik lebih dari Rp 351 miliar. APBD awal 2008, PAD ditetapkan sebesar Rp 5,3 triliun. Pada Perubahan ABPD 2008, Pemprov mengajukan perubahan PAD lebih dari Rp 351 miliar. Kenaikan tersebut paling besar bersumber dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).
Sehingga PAD APBD 2008 menjadi Rp 5,7 triliun.Kalau PAD naik, berarti ada perbaikan ekonomi di Jatim,"
3. Hambatan Pembangunan Daerah Provinsi
Hambatan pembangunan/kendala-kendala pembangunan provinsi Jawa Timur seperti kurangnya ketersediaan prasarana dan sarana dasar ekonomi, terbatasnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia serta kendala geografis yang relatif terisolasi merupakan masalah utama bagi pengembangan KTI
4. Produk Unggulan Provinsi Jawa Timur
Produk unggulan di Provinsi Jawa Timur antara lain tenun ikat parengan, tas enceng gondok, beras, konveksi, wingko Babat, krupuk kedelai, wingko Babat, tas tempurung kelapa, tikar lipat, dan sepatu border.
5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhsilan pembangunan
Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah provinsi Jawa Timur antara lain :
1. Modal (capital)
2. Tenaga kerja yang tersedia
3. Kekayaan alam (sumber daya alam ) riil
4. Teknologi dan wirausaha
5. Karakteristik social budaya masyarakat
6. Luasnya pasar
7. System perekonomian yang digunakan.
Factor modal dan tenaga kerja merupakan input yang langsung mempengaruhi besarnya output. Sedangkan kelima factor terakhir merupakan input yang secara tidak langsung mempengaruhi besarnya output melalui pengaruhnya terhadap modal dan tenaga kerja
6. Gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jawa Timur
Profil Soekarwo – Gubernur Jawa Timur Periode Tahun 2009-2014
DR. H. Soekarwo, SH, M.Hum (lahir di Madiun, Jawa Timur, 16 Juni 1950; umur 60 tahun) adalah Gubernur Jawa Timur periode 2009-2014.
Soekarwo, suami dari Hj. Nina Kirana ini menamatkan pendidikannya di SR Negeri Palur Madiun (1962), SMP Negeri 2 Ponorogo (1965), serta SMAK Sosial Madiun (1969). Gelar sarjana hukum diperolehnya di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya (1979), sementara gelar pascasarjana hukum di Universitas Surabaya (1996), dan gelar doktornya di Universitas Diponegoro Semarang (2004).
Soekarwo mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur, dan terakhir sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (2003-2008). Ia juga dipercaya sebagai Komisaris Utama Bank Jatim sejak tahun 2005.
Soekarwo terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan selama dua putaran (putaran pertama tanggal 23 Juli 2008 dan putaran kedua tanggal 4 November 2008) serta pemilihan ulang putaran kedua di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang tanggal 21 Januari 2009. Pelantikan Soekarwo sebagai Gubernur dan Saifullah Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto.
Profil Drs. Saifullah Yusuf-Wakil Gubernur provinsi Jawa Timur
Drs. Saifullah Yusuf (lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 28 Agustus 1964; umur 46 tahun) adalah Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2009-2014.
Pendidikan
Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Nasional, Jakarta pada tahun 1985.
Awal karier
Syaifullah Yusuf mengawali kariernya melalui organisasi GP Ansor. Ia menjadi ketua umum GP Ansor selama dua periode yaitu 2000-2005 dan dilanjutkan 2005-2010. Sebelumnya juga ia menjadi plh Ketua Umum GP Ansor menggantikan Iqbal Assegaf yang meninggal dunia tahun 1999.
Menjadi anggota DPR
Pada Pemilu 1999 ia menjadi anggota DPR dari PDIP. Ia dianggap sebagai lambang aliansi dari Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri karena Saifullah adalah orang kepercayaan Gus Dur dan ditempatkan di PDIP. Ketika hubungan Gus Dur-Megawati merenggang maka pada tahun 2001, Saifullah mengundurkan diri dari PDIP dan juga DPR serta bergabung dengan PKB.
Pada muktamar PKB tahun 2002, Saifullah terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PKB, itu merupakan hasil yang optimal setelah sebelumnya ia bersaing dengan Alwi Shihab memperebutkan posisi ketua umum.
Menjadi menteri
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu dari Oktober 2004 hingga Mei 2007. Konflik di tubuk PKB yang berakibat dicopotnya Saifullah Yusuf dari jabatan Sekjen PKB berimbas pada jabatan menteri ini. Karena tidak dianggap lagi sebagai representasi PKB lagi maka ia digantikan oleh Lukman Edy yang juga menggantikannnya sebagai Sekjen PKB.
Menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur
Saifullah Yusuf terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan selama dua putaran (putaran pertama tanggal 23 Juli 2008 dan putaran kedua tanggal 4 November 2008) serta pemilihan ulang putaran kedua di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang tanggal 21 Januari 2009. Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur
http://www.eastjava.com/plan/ind/umum.html
Indonesiaontime.com
Faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi Negara berkembang http://id.shvoong.com/social-sciences/1999240-faktor-yang-mempengaruhi-pembangunan-ekonomi/#ixzz1HofIepL7
Sabtu, 26 Februari 2011
Prospek Bisnis 1990-an
Prospek Bisnis 1990-an
Secara umum terlihat bahwa perekonomian Indonesia, khususnya permintaan domestik mulai menunjukkan perbaikan walaupun belum sepenuhnya pulih kembali. Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 1993 mencapai 6,4 persen, sementara untuk tahun 1994, PDB Indonesia bahkan lebih tinggi, yakni sekitar 6,6 persen. Jika dilihat dari sumber pertumbuhannya, sektor nonmigas cenderung memberi kontribusiyang lebih besar yaitu 7,4 persen untuk tahun 1993 dan 7,7 persen untuk tahun 1994. Perbaikan angka pertumbuhan ini tercermin pula dari pulihnya pertumbuhan kredit dan semakin rendahnya tingkat peredaran cek kosong. Untuk tahun-tahun berikutnya, tambahan dana dari pasar modal akan membantu sektor swasta dalam usaha pendanaan dan akan mendorong pertumbuhan dari sektor-sektor industri manufaktur, utilitas dan sektor properti.
Sektor manufaktur nonmigas akan kembali menjadi motor pertumbuhan dan diperkirakan bertumbuh sekitar 11,2 persen untuk tahun 1993 dan 11,2 persen selama tahun 1994. Pertumbuhan sektor manufaktur ini pada umumnya berasal dari industri ringan yang bisa memanfaatkan pasaran ekspor dan perbaikan pasar domestik, khususnya untuk barang-barang konsumsi. Pasaran ekspor sekarang tidak hanya berasal dari pasar tradisional saja, akan tetapi juga berasal dari pasar Asia-Pasifik yang tumbuh sangat pesat. Dalam sektor manufaktur, kegiatan-kegiatan yang akan tumbuh dengan pesat diperkirakan antara lain industri barang-barang konsumsi seperti industri makanan dan minuman, industri perabotan dari kayu, industri pakaian jadi, industri bahan bangunan termasuk semen, industri kimia, dan industri barang-barang dari kulit.
Kinerja sektor pertanian untuk tahun 1994 yaitu meningkat sebesar 3,4 persen. Sebetulnya sektor ini dapat tumbuh lebih tinggi lagi seandainya harga-harga komoditas pertanian seperti karet dan kelapa sawit kembali membaik di pasaran internasional. Disamping sektor manufaktur nonmigas, pertumbuhan yang relatif tinggi akan dialami oleh sektor utilitas (listrik, gas dan air minum) serta sektor konstruksi. Sektor yang pertama akan banyak dipengaruhi oleh peningkatan investasi pemerintah, sementara pertumbuhan sektor konstruksi berasal dari kombinasi investasi pemerintah dan swasta. Gejala peningkatan sektor konstruksi dapat dilihat dari mulai bergairahnya kembali pembangunan perumahan yang selama ini banyak dipengaruhi oleh adanya credit crunch dari sektor perbankan.
Secara umum terlihat bahwa perekonomian Indonesia, khususnya permintaan domestik mulai menunjukkan perbaikan walaupun belum sepenuhnya pulih kembali. Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 1993 mencapai 6,4 persen, sementara untuk tahun 1994, PDB Indonesia bahkan lebih tinggi, yakni sekitar 6,6 persen. Jika dilihat dari sumber pertumbuhannya, sektor nonmigas cenderung memberi kontribusiyang lebih besar yaitu 7,4 persen untuk tahun 1993 dan 7,7 persen untuk tahun 1994. Perbaikan angka pertumbuhan ini tercermin pula dari pulihnya pertumbuhan kredit dan semakin rendahnya tingkat peredaran cek kosong. Untuk tahun-tahun berikutnya, tambahan dana dari pasar modal akan membantu sektor swasta dalam usaha pendanaan dan akan mendorong pertumbuhan dari sektor-sektor industri manufaktur, utilitas dan sektor properti.
Sektor manufaktur nonmigas akan kembali menjadi motor pertumbuhan dan diperkirakan bertumbuh sekitar 11,2 persen untuk tahun 1993 dan 11,2 persen selama tahun 1994. Pertumbuhan sektor manufaktur ini pada umumnya berasal dari industri ringan yang bisa memanfaatkan pasaran ekspor dan perbaikan pasar domestik, khususnya untuk barang-barang konsumsi. Pasaran ekspor sekarang tidak hanya berasal dari pasar tradisional saja, akan tetapi juga berasal dari pasar Asia-Pasifik yang tumbuh sangat pesat. Dalam sektor manufaktur, kegiatan-kegiatan yang akan tumbuh dengan pesat diperkirakan antara lain industri barang-barang konsumsi seperti industri makanan dan minuman, industri perabotan dari kayu, industri pakaian jadi, industri bahan bangunan termasuk semen, industri kimia, dan industri barang-barang dari kulit.
Kinerja sektor pertanian untuk tahun 1994 yaitu meningkat sebesar 3,4 persen. Sebetulnya sektor ini dapat tumbuh lebih tinggi lagi seandainya harga-harga komoditas pertanian seperti karet dan kelapa sawit kembali membaik di pasaran internasional. Disamping sektor manufaktur nonmigas, pertumbuhan yang relatif tinggi akan dialami oleh sektor utilitas (listrik, gas dan air minum) serta sektor konstruksi. Sektor yang pertama akan banyak dipengaruhi oleh peningkatan investasi pemerintah, sementara pertumbuhan sektor konstruksi berasal dari kombinasi investasi pemerintah dan swasta. Gejala peningkatan sektor konstruksi dapat dilihat dari mulai bergairahnya kembali pembangunan perumahan yang selama ini banyak dipengaruhi oleh adanya credit crunch dari sektor perbankan.
Prospek Bisnis 1990-an
Prospek Bisnis 1990-an
Secara umum terlihat bahwa perekonomian Indonesia, khususnya permintaan domestik mulai menunjukkan perbaikan walaupun belum sepenuhnya pulih kembali. Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 1993 mencapai 6,4 persen, sementara untuk tahun 1994, PDB Indonesia bahkan lebih tinggi, yakni sekitar 6,6 persen. Jika dilihat dari sumber pertumbuhannya, sektor nonmigas cenderung memberi kontribusiyang lebih besar yaitu 7,4 persen untuk tahun 1993 dan 7,7 persen untuk tahun 1994. Perbaikan angka pertumbuhan ini tercermin pula dari pulihnya pertumbuhan kredit dan semakin rendahnya tingkat peredaran cek kosong. Untuk tahun-tahun berikutnya, tambahan dana dari pasar modal akan membantu sektor swasta dalam usaha pendanaan dan akan mendorong pertumbuhan dari sektor-sektor industri manufaktur, utilitas dan sektor properti.
Sektor manufaktur nonmigas akan kembali menjadi motor pertumbuhan dan diperkirakan bertumbuh sekitar 11,2 persen untuk tahun 1993 dan 11,2 persen selama tahun 1994. Pertumbuhan sektor manufaktur ini pada umumnya berasal dari industri ringan yang bisa memanfaatkan pasaran ekspor dan perbaikan pasar domestik, khususnya untuk barang-barang konsumsi. Pasaran ekspor sekarang tidak hanya berasal dari pasar tradisional saja, akan tetapi juga berasal dari pasar Asia-Pasifik yang tumbuh sangat pesat. Dalam sektor manufaktur, kegiatan-kegiatan yang akan tumbuh dengan pesat diperkirakan antara lain industri barang-barang konsumsi seperti industri makanan dan minuman, industri perabotan dari kayu, industri pakaian jadi, industri bahan bangunan termasuk semen, industri kimia, dan industri barang-barang dari kulit.
Kinerja sektor pertanian untuk tahun 1994 yaitu meningkat sebesar 3,4 persen. Sebetulnya sektor ini dapat tumbuh lebih tinggi lagi seandainya harga-harga komoditas pertanian seperti karet dan kelapa sawit kembali membaik di pasaran internasional. Disamping sektor manufaktur nonmigas, pertumbuhan yang relatif tinggi akan dialami oleh sektor utilitas (listrik, gas dan air minum) serta sektor konstruksi. Sektor yang pertama akan banyak dipengaruhi oleh peningkatan investasi pemerintah, sementara pertumbuhan sektor konstruksi berasal dari kombinasi investasi pemerintah dan swasta. Gejala peningkatan sektor konstruksi dapat dilihat dari mulai bergairahnya kembali pembangunan perumahan yang selama ini banyak dipengaruhi oleh adanya credit crunch dari sektor perbankan.
Sumber : Perekonomian Indonesia, Faisal Basri
Secara umum terlihat bahwa perekonomian Indonesia, khususnya permintaan domestik mulai menunjukkan perbaikan walaupun belum sepenuhnya pulih kembali. Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 1993 mencapai 6,4 persen, sementara untuk tahun 1994, PDB Indonesia bahkan lebih tinggi, yakni sekitar 6,6 persen. Jika dilihat dari sumber pertumbuhannya, sektor nonmigas cenderung memberi kontribusiyang lebih besar yaitu 7,4 persen untuk tahun 1993 dan 7,7 persen untuk tahun 1994. Perbaikan angka pertumbuhan ini tercermin pula dari pulihnya pertumbuhan kredit dan semakin rendahnya tingkat peredaran cek kosong. Untuk tahun-tahun berikutnya, tambahan dana dari pasar modal akan membantu sektor swasta dalam usaha pendanaan dan akan mendorong pertumbuhan dari sektor-sektor industri manufaktur, utilitas dan sektor properti.
Sektor manufaktur nonmigas akan kembali menjadi motor pertumbuhan dan diperkirakan bertumbuh sekitar 11,2 persen untuk tahun 1993 dan 11,2 persen selama tahun 1994. Pertumbuhan sektor manufaktur ini pada umumnya berasal dari industri ringan yang bisa memanfaatkan pasaran ekspor dan perbaikan pasar domestik, khususnya untuk barang-barang konsumsi. Pasaran ekspor sekarang tidak hanya berasal dari pasar tradisional saja, akan tetapi juga berasal dari pasar Asia-Pasifik yang tumbuh sangat pesat. Dalam sektor manufaktur, kegiatan-kegiatan yang akan tumbuh dengan pesat diperkirakan antara lain industri barang-barang konsumsi seperti industri makanan dan minuman, industri perabotan dari kayu, industri pakaian jadi, industri bahan bangunan termasuk semen, industri kimia, dan industri barang-barang dari kulit.
Kinerja sektor pertanian untuk tahun 1994 yaitu meningkat sebesar 3,4 persen. Sebetulnya sektor ini dapat tumbuh lebih tinggi lagi seandainya harga-harga komoditas pertanian seperti karet dan kelapa sawit kembali membaik di pasaran internasional. Disamping sektor manufaktur nonmigas, pertumbuhan yang relatif tinggi akan dialami oleh sektor utilitas (listrik, gas dan air minum) serta sektor konstruksi. Sektor yang pertama akan banyak dipengaruhi oleh peningkatan investasi pemerintah, sementara pertumbuhan sektor konstruksi berasal dari kombinasi investasi pemerintah dan swasta. Gejala peningkatan sektor konstruksi dapat dilihat dari mulai bergairahnya kembali pembangunan perumahan yang selama ini banyak dipengaruhi oleh adanya credit crunch dari sektor perbankan.
Sumber : Perekonomian Indonesia, Faisal Basri
Senin, 29 November 2010
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Didalam suatu perusahaan, outlet, outlet factory terdapat kegiatan pemasaran/bauran pemasaran yang disebut juga marketing mix. Marketing mix adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni :
1. Product (produk)
2. Price (harga)
3. Place (tempat, termasuk juga distribusi)
4. Promotion (promosi)
• Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Jenis-jenis produk yaitu :
1. Barang industri
2. Barang konsumsi : - Convinien Goods
- Special Goods
- Shopping Goods
- Unsought Goods
- Convinien goods adalah barang yang sering dibeli, harganya tidak mahal dan keputusan membeli tidak memerlukan banyak pertimbangan atau berdasarkan kebiasaan saja
- Special goods adalah barang eksklusif, unik dan mahal yang hanyak bisa dimiliki segelintir orang saja namun dicari orang seberapa pun harganya dan tempat belinya seperti produk jam merek terkenal, jaguar, dsb.
- Shopping goods adalah barang yang untuk memutuskan membelinya butuh pertimbangan seperti dengan melakukan perbandingan dan pencarian informasi produk dari berbagai sumber.
- Unsought goods adalah barang yang belum diinginkan dan tidak diketahui oleh konsumen potensial.
• Price/harga merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan biaya saja.
• Place (tempat/distribusi)
Distribusi terbagi menjadi 3 yaitu : 1. distribusi intensif
2. distribusi ekstensif
3. distribusi eksklusif
• Promotion adalah pemberian informasi kepada konsumen agar tertarik dan mau membeli.
Ada beberapa cara dalam promosi yaitu :
- Publisitas
- Personal Selling
- Periklanan
- Promosi Penjualan
Disini saya akan memaparkan mengenai strategi pemasaran di Rumah Makan Ikan Bakar Pak Sarjono. Rumah Makan ini berdiri sejak tahun 1989. Pemiliknya bernama Pak Sarjono . Alasan beliau memilih ikan bakar sebagai usahanya karena kesukaan beliau terhadap ikan bakar sehingga mendorong Pak Sarjono untuk membuka Rumah Makan Ikan Bakar. Pada awalnya usaha beliau hanya mempunyai 4 orang karyawan. Berkat keuletan dan keluwesan beliau dalam menjalankan usahanya, rumah makannya pun kini sudah menjadi besar dan sudah memiliki cabang, karyawannya pun sekarang sudah lebih dari 10 orang.
Dalam menjalankan usahanya beliau memiliki strategi pemasaran yang cukup bagus. Untuk menarik konsumen beliau melakukan promosi dengan cara penyebaran brosur-brosur, pemberian informasi mengenai diskon, dan memberikan potongan harga pada waktu-waktu tertentu. Harga 1 porsi ikan bakar Pak Sarjono tidak mahal dan sangat terjangkau untuk kalangan anak-anak muda. Selain memperhatikan mengenai promosi dan harga Pak Sarjono juga memperhatikan bagaimana cara melayani konsumen agar konsumen puas dan tidak bosan untuk datang ke rumah makannya. Beliau selalu mengingatkan kepada karyawannya agar selalu ramah dalam melayani konsumen dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumennya. Kemudian Pak Sarjono juga memperhatikan masalah kualitas dan rasa ikan bakarnya .
Dari hasil wawancara saya dengan Pak Sarjono saya dapat menyimpulkan bahwa Marketing Mix adalah strategi yang paling penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Sarjono yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi mengenai strategi pemasaran di Rumah Makannya.
Sumber : Rumah Makan Ikan Bakar, Bapak Sarjono
1. Product (produk)
2. Price (harga)
3. Place (tempat, termasuk juga distribusi)
4. Promotion (promosi)
• Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Jenis-jenis produk yaitu :
1. Barang industri
2. Barang konsumsi : - Convinien Goods
- Special Goods
- Shopping Goods
- Unsought Goods
- Convinien goods adalah barang yang sering dibeli, harganya tidak mahal dan keputusan membeli tidak memerlukan banyak pertimbangan atau berdasarkan kebiasaan saja
- Special goods adalah barang eksklusif, unik dan mahal yang hanyak bisa dimiliki segelintir orang saja namun dicari orang seberapa pun harganya dan tempat belinya seperti produk jam merek terkenal, jaguar, dsb.
- Shopping goods adalah barang yang untuk memutuskan membelinya butuh pertimbangan seperti dengan melakukan perbandingan dan pencarian informasi produk dari berbagai sumber.
- Unsought goods adalah barang yang belum diinginkan dan tidak diketahui oleh konsumen potensial.
• Price/harga merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan biaya saja.
• Place (tempat/distribusi)
Distribusi terbagi menjadi 3 yaitu : 1. distribusi intensif
2. distribusi ekstensif
3. distribusi eksklusif
• Promotion adalah pemberian informasi kepada konsumen agar tertarik dan mau membeli.
Ada beberapa cara dalam promosi yaitu :
- Publisitas
- Personal Selling
- Periklanan
- Promosi Penjualan
Disini saya akan memaparkan mengenai strategi pemasaran di Rumah Makan Ikan Bakar Pak Sarjono. Rumah Makan ini berdiri sejak tahun 1989. Pemiliknya bernama Pak Sarjono . Alasan beliau memilih ikan bakar sebagai usahanya karena kesukaan beliau terhadap ikan bakar sehingga mendorong Pak Sarjono untuk membuka Rumah Makan Ikan Bakar. Pada awalnya usaha beliau hanya mempunyai 4 orang karyawan. Berkat keuletan dan keluwesan beliau dalam menjalankan usahanya, rumah makannya pun kini sudah menjadi besar dan sudah memiliki cabang, karyawannya pun sekarang sudah lebih dari 10 orang.
Dalam menjalankan usahanya beliau memiliki strategi pemasaran yang cukup bagus. Untuk menarik konsumen beliau melakukan promosi dengan cara penyebaran brosur-brosur, pemberian informasi mengenai diskon, dan memberikan potongan harga pada waktu-waktu tertentu. Harga 1 porsi ikan bakar Pak Sarjono tidak mahal dan sangat terjangkau untuk kalangan anak-anak muda. Selain memperhatikan mengenai promosi dan harga Pak Sarjono juga memperhatikan bagaimana cara melayani konsumen agar konsumen puas dan tidak bosan untuk datang ke rumah makannya. Beliau selalu mengingatkan kepada karyawannya agar selalu ramah dalam melayani konsumen dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumennya. Kemudian Pak Sarjono juga memperhatikan masalah kualitas dan rasa ikan bakarnya .
Dari hasil wawancara saya dengan Pak Sarjono saya dapat menyimpulkan bahwa Marketing Mix adalah strategi yang paling penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Sarjono yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi mengenai strategi pemasaran di Rumah Makannya.
Sumber : Rumah Makan Ikan Bakar, Bapak Sarjono
Minggu, 31 Oktober 2010
Gunadarma University
1. Jenis layanan yang ada pada gunadarma university :
BAAK Online
SAP
UG wartawarga
UG Community
Virtual class
Ilab
UG open courseware
Studentsite
UG Pedia
Staffsite
BAPSI
UG hotzone map
Helpdesk
E-Learning
Helpdesk
BAPSI
Seminar
Community
2. Penjelasan tentang layanan-layanan yang ada di universitas gunadarma :
BAAK : tempat mahasiswa gunadarma menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di Universitas Gunadarma dan administrasi akademik bagi seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma.
Studentsite : tempat kita cari info tentang jadwal-jadwal kuliah dan tentang kuliah yang mata kuliahnya softskill, untuk kepentingan akses di lingkungan aplikasi universitas gunadarma, memudahkan mahasiswa untuk menggunakan aplikasi yang telah terintegrasi.
Wartawarga : tempat kita menulis tentang apa saja yang terpenting tidak yang aneh-aneh.
Staffsite : homepage resmi staff Universitas Gunadarma dan gunanya untuk memudahkan para mahasiswa berkomunikasi dengan dosen dosen.
Library : tempat mencari kebutuhan buku-buku yang diperlukan mahasiswa,
Carrer : tempat kita mendapatkan info tentang lowongan kerja dengan perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan universitas gunadarma.
E_learning : pembelajaran jarak jauh.
SAP : daftar mata kuliah sampai semester akhir.
ILAB : tempat kita melakukan praktikum secara mandiri, tanpa ada assisten yg membantu
Helpdesk : tempat kita meminta bantuan apabila kita mengalami problem tentang studentsite dll.
BAPSI : meningkatkan kualitas dari universitas, yang membantu rector.
Community : gabungan dari alumni, mahasiswa sampai dosen untuk berbagi cerita, saling berbagi dsb.
Seminar : tempat kita mengetahui seminar-seminar yang ada dikampus gunadarma.
3. Keunggulan layanan tersebut :
BAAK : bagus karena memudahkan mahasiswa untuk menangani masalah yang berjkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan administrasi akademik
Studentsite : sangat bagus karena mahasiswa sangat membutuhkan itu, bukan hanya sebagai kuliah softskill tapi buat info-info yang lain.
Wartawarga : kita bisa mengembangkan kreatifitas kita dalam hal tulisan.
Staffsite : kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengan dosen
Library : dapat membantu mahasiswa lebih mudah mencari buku yang diperlukan.
Carrer : sangat bagus untuk mahasiswa yang ingin bekerja.
e-learning : sangat bagus karena mempermudah mahasiwa untuk dapat belajar, juga bisa mempermudah pelaksanaan belajar karena tidak perlu datang kekampus.
SAP : kita bisa mengatur mata kuliah kita sesuai dengan jadwal-jadwal di SAP.
ILAB : melatih mahasiswa untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Helpdesk : mempermudah mahasiwa meminta bantuan apabila mengalami kesulitan pada data pribadinya seperti studentsite dll.
BAPSI : dapat membuat kampus jadi lebih bagus karena adanya peningkatan kualitas dan sarana-sarana.
Community : mempererat hubungan antara alumni, mahasiswa dan dosen.
Seminar : sangat bagus karena seminar sangat dibutuhkan mahasiswa untuk menambah pengetahuan mereka.
4. Alamat URL(Link) layanan gunadarma University :
http://baak.gunadarma.ac.id
http://studentsite.gunadarma.ac.id
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
http://staffsite.gunadarma.ac.id
http://library.gunadarma.ac.id
http://carrer.gunadarma.ac.id
http://elearning.gunadarma.ac.id
http://sap.gunadarma.ac.id
http://ilab.gunadarma.ac.id
http://helpdesk.gunadarma.ac.id
http://bapsi.gunadarma.ac.id
http://community.gunadarma.ac.id
http://seminar.gunadarma.ac.id
BAAK Online
SAP
UG wartawarga
UG Community
Virtual class
Ilab
UG open courseware
Studentsite
UG Pedia
Staffsite
BAPSI
UG hotzone map
Helpdesk
E-Learning
Helpdesk
BAPSI
Seminar
Community
2. Penjelasan tentang layanan-layanan yang ada di universitas gunadarma :
BAAK : tempat mahasiswa gunadarma menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di Universitas Gunadarma dan administrasi akademik bagi seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma.
Studentsite : tempat kita cari info tentang jadwal-jadwal kuliah dan tentang kuliah yang mata kuliahnya softskill, untuk kepentingan akses di lingkungan aplikasi universitas gunadarma, memudahkan mahasiswa untuk menggunakan aplikasi yang telah terintegrasi.
Wartawarga : tempat kita menulis tentang apa saja yang terpenting tidak yang aneh-aneh.
Staffsite : homepage resmi staff Universitas Gunadarma dan gunanya untuk memudahkan para mahasiswa berkomunikasi dengan dosen dosen.
Library : tempat mencari kebutuhan buku-buku yang diperlukan mahasiswa,
Carrer : tempat kita mendapatkan info tentang lowongan kerja dengan perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan universitas gunadarma.
E_learning : pembelajaran jarak jauh.
SAP : daftar mata kuliah sampai semester akhir.
ILAB : tempat kita melakukan praktikum secara mandiri, tanpa ada assisten yg membantu
Helpdesk : tempat kita meminta bantuan apabila kita mengalami problem tentang studentsite dll.
BAPSI : meningkatkan kualitas dari universitas, yang membantu rector.
Community : gabungan dari alumni, mahasiswa sampai dosen untuk berbagi cerita, saling berbagi dsb.
Seminar : tempat kita mengetahui seminar-seminar yang ada dikampus gunadarma.
3. Keunggulan layanan tersebut :
BAAK : bagus karena memudahkan mahasiswa untuk menangani masalah yang berjkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan administrasi akademik
Studentsite : sangat bagus karena mahasiswa sangat membutuhkan itu, bukan hanya sebagai kuliah softskill tapi buat info-info yang lain.
Wartawarga : kita bisa mengembangkan kreatifitas kita dalam hal tulisan.
Staffsite : kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengan dosen
Library : dapat membantu mahasiswa lebih mudah mencari buku yang diperlukan.
Carrer : sangat bagus untuk mahasiswa yang ingin bekerja.
e-learning : sangat bagus karena mempermudah mahasiwa untuk dapat belajar, juga bisa mempermudah pelaksanaan belajar karena tidak perlu datang kekampus.
SAP : kita bisa mengatur mata kuliah kita sesuai dengan jadwal-jadwal di SAP.
ILAB : melatih mahasiswa untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Helpdesk : mempermudah mahasiwa meminta bantuan apabila mengalami kesulitan pada data pribadinya seperti studentsite dll.
BAPSI : dapat membuat kampus jadi lebih bagus karena adanya peningkatan kualitas dan sarana-sarana.
Community : mempererat hubungan antara alumni, mahasiswa dan dosen.
Seminar : sangat bagus karena seminar sangat dibutuhkan mahasiswa untuk menambah pengetahuan mereka.
4. Alamat URL(Link) layanan gunadarma University :
http://baak.gunadarma.ac.id
http://studentsite.gunadarma.ac.id
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
http://staffsite.gunadarma.ac.id
http://library.gunadarma.ac.id
http://carrer.gunadarma.ac.id
http://elearning.gunadarma.ac.id
http://sap.gunadarma.ac.id
http://ilab.gunadarma.ac.id
http://helpdesk.gunadarma.ac.id
http://bapsi.gunadarma.ac.id
http://community.gunadarma.ac.id
http://seminar.gunadarma.ac.id
Sabtu, 30 Oktober 2010
Perusahaan Perseorangan
I. Pengertian Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah :
• suatu jenis usaha yang dijalankan oleh satu orang pemilik dan merupakan suatu jenis usaha yang paling sederhana dan tidak kompleks.
• salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan
• perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu usaha yang dijalankan oleh satu orang pemilik yang berarti setiap tindakan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut menjadi tindakan yang harus ditanggung jawabkan kepada pemiliknya.Setiap tindakan legal maupun ilegal menjadi tanggung jawab pemiliknya juga.Contoh : Apabila perseorangan mengalami sengketa atas hutang atau mungkin perseorangan tidak bisa membayar hutang maka masalah tersebut menjadi tanggung jawab pemilik juga. Bentuk perusahaan ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha kecil, atau pada saat permulaan mengadakan kegiatan usaha, misalnya dalam bentuk toko, restaurant, bengkel, dll. Bagi mereka yang ingin menjalankan suatu usaha dengan modal yang kecil dan tidak ingin dipusingkan dengan birokrasi hukum maka pengusaha tersebut mengambil keputusan yang tepat untuk menjalankan usahanya dalam jenis perusahaan ini.
II. Ciri-Ciri Perusahaan Perseorangan
Adapun ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain :
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil.
III. Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Perseorangan
Kelebihan perusahaan perseorangan :
1. Perseorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti halnya PT atau Partnership (Firma).
2. Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemilik juga menjadi bagian dari manajemen sehingga pengendalian internal tidak terlalu kompleks dan mudah diawasi oleh pemilik langsung.
3. Biaya yang rendah dalam pengelolaan, karena karyawan yang bekerja didalam perseorangan adalah si pemilik usaha.
4. Tidak melalui proses administrasi hukum yang terlalu kompleks, biasanya hanya sampai akte notaris, dan surat keterangan domisili dari kelurahan saja. tidak perlu melalui proses pembuatan SIUP, atau TDP ataupun hingga membutuhkan surat keputusan dari Menkeh dan HAM.
5. Proses pembentukan yang sangat cepat.
6. Apabila dalam bisnis perseorangan terjadi kerugian maka kompensasi kerugian dapat dimasukan dalam perhitungan pajak penghasilan pemilik.
7. Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan perseorangan memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang dihasilkan perusahaan.
8. Kepuasan Pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan yang baik untuk mengambil keputusan.
9. Kebebasan dan Fleksibilitas. Pemilik perusahaan perseorangan tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dalam mengambil keputusan
10. Sifat Kerahasiaan. Tidak perlu dibuat laporan keuangan atau informasi yang berhubungan dengan masalah keuangan perusahaan. Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
11. Peraturan minim. Jika pada persekutuan dengan firma, komanditer, PT, terdapat banyak peraturan-peraturan pemerintah yang harus dituruti maka perusahaan perseorangan hanya sedikit peraturan yang dikenakan.
12. Dorongan perusahaan. Pengusaha perusahaan perseorangan selalu berusaha sekuat tenaga agar perusahaannya mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan lamanya waktu bekerja dalam perusahaan.
13. Lebih mudah memperoleh kredit. Perusahaan perseorangan lebih mudah mendapatkan kredit karena tanggung jawab atau jaminannya tidak terbatas pada modal usaha sendiri saja tetapi juga kekayaan pribadi dari pemilik maka resiko kreditnya lebih kecil.
Kelemahan perusahaan perseorangan :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Artinya seluruh kekayaan pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap seluruh utang perusahaan.
2. Sumber keuangan terbatas. Karena pemiliknya hanya satu orang, maka usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh sumber dana hanya bergantung pada kemampuannya.
3. Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan. Ini lebih sulit apabila manajemen dipegang oleh beberapa orang.
4. Kelangsungan usaha kurang terjamin. Kematian pimpinan atau pemilik, bangkrut, atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan usaha ini berhenti kegiatannya.
Percetakan Agus Printing
Percetakan adalah salah satu contoh perusahaan perseorangan. Percetakan ini berdiri pada tahun 1991. Nama pemiliknya adalah Bpk.Agus Setyawan. Beliau mendirikan usahanya dengan modal awal sebesar Rp 250.000.000,00 dan pada awal usahanya beliau hanya memiliki 5 karyawan. Dalam menjalankan usahanya, beliau banyak menghadapi kesulitan contohnya; mesin produksi yang rusak, padamnya aliran listrik yang dapat menghambat proses produksi, barang pesanan tidak selesai sesuai dengan waktu pesanan, salah cetak, salah warna, dan buruknya kualitas kertas juga merupakan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini. Memberi pengertian dan penjelasan kepada konsumen atau pelanggan tentang masalah-masalh yang dihadapi adalah salah satu cara agar tetap mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Selain itu masalah yang dihadapi adalah pada saat ada pelanggan yang komplain. Beliau mempunyai cara dalam mengendalikan komplain pelanggan yaitu dengab :
1. Fokus terhadap kualitas dan pelanggan
• Menjadikan kualitas sebagai strategi perusahaan
• Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
• Memperhatikan kualitas
• Membangun budaya kualitas
2. Identifikasi masalah dalam proses
• Identifikasi masalah utama
• Identifikasi proses bisnis
• Membangun kesadaran terhadap masalah
3. Identifikasi sumber penyebab masalah
• Melibatkan setiap karyawan dalam penanganan
• Simulasi di lapangan untuk menemukan masalah
4. Membuat laporan dan menyusun perbaikan
• Menyusun rencana perbaikan
• Simulasi perbaikan di tempat kerja
• Menyusun laporan komplain dan perbaikan berkelanjutan
Pada percetakan Bpk.Agus ini tiap bulan penghasilannya bisa mencapai kurang lebih Rp 500.000.000,00 dan pengeluarannya kurang lebih Rp 200.000.000,00. Kini percetakan Bpk. Agus sudah mempunyai karyawan sebanyak 25 orang. Meskipun percetakannya belum mempunyai cabang, tetapi percetakannya saat ini sudah menjadi percetakan yang besar.
Perusahaan perseorangan adalah :
• suatu jenis usaha yang dijalankan oleh satu orang pemilik dan merupakan suatu jenis usaha yang paling sederhana dan tidak kompleks.
• salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan
• perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu usaha yang dijalankan oleh satu orang pemilik yang berarti setiap tindakan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut menjadi tindakan yang harus ditanggung jawabkan kepada pemiliknya.Setiap tindakan legal maupun ilegal menjadi tanggung jawab pemiliknya juga.Contoh : Apabila perseorangan mengalami sengketa atas hutang atau mungkin perseorangan tidak bisa membayar hutang maka masalah tersebut menjadi tanggung jawab pemilik juga. Bentuk perusahaan ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha kecil, atau pada saat permulaan mengadakan kegiatan usaha, misalnya dalam bentuk toko, restaurant, bengkel, dll. Bagi mereka yang ingin menjalankan suatu usaha dengan modal yang kecil dan tidak ingin dipusingkan dengan birokrasi hukum maka pengusaha tersebut mengambil keputusan yang tepat untuk menjalankan usahanya dalam jenis perusahaan ini.
II. Ciri-Ciri Perusahaan Perseorangan
Adapun ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain :
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil.
III. Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Perseorangan
Kelebihan perusahaan perseorangan :
1. Perseorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti halnya PT atau Partnership (Firma).
2. Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemilik juga menjadi bagian dari manajemen sehingga pengendalian internal tidak terlalu kompleks dan mudah diawasi oleh pemilik langsung.
3. Biaya yang rendah dalam pengelolaan, karena karyawan yang bekerja didalam perseorangan adalah si pemilik usaha.
4. Tidak melalui proses administrasi hukum yang terlalu kompleks, biasanya hanya sampai akte notaris, dan surat keterangan domisili dari kelurahan saja. tidak perlu melalui proses pembuatan SIUP, atau TDP ataupun hingga membutuhkan surat keputusan dari Menkeh dan HAM.
5. Proses pembentukan yang sangat cepat.
6. Apabila dalam bisnis perseorangan terjadi kerugian maka kompensasi kerugian dapat dimasukan dalam perhitungan pajak penghasilan pemilik.
7. Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan perseorangan memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang dihasilkan perusahaan.
8. Kepuasan Pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan yang baik untuk mengambil keputusan.
9. Kebebasan dan Fleksibilitas. Pemilik perusahaan perseorangan tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dalam mengambil keputusan
10. Sifat Kerahasiaan. Tidak perlu dibuat laporan keuangan atau informasi yang berhubungan dengan masalah keuangan perusahaan. Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
11. Peraturan minim. Jika pada persekutuan dengan firma, komanditer, PT, terdapat banyak peraturan-peraturan pemerintah yang harus dituruti maka perusahaan perseorangan hanya sedikit peraturan yang dikenakan.
12. Dorongan perusahaan. Pengusaha perusahaan perseorangan selalu berusaha sekuat tenaga agar perusahaannya mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan lamanya waktu bekerja dalam perusahaan.
13. Lebih mudah memperoleh kredit. Perusahaan perseorangan lebih mudah mendapatkan kredit karena tanggung jawab atau jaminannya tidak terbatas pada modal usaha sendiri saja tetapi juga kekayaan pribadi dari pemilik maka resiko kreditnya lebih kecil.
Kelemahan perusahaan perseorangan :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Artinya seluruh kekayaan pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap seluruh utang perusahaan.
2. Sumber keuangan terbatas. Karena pemiliknya hanya satu orang, maka usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh sumber dana hanya bergantung pada kemampuannya.
3. Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan. Ini lebih sulit apabila manajemen dipegang oleh beberapa orang.
4. Kelangsungan usaha kurang terjamin. Kematian pimpinan atau pemilik, bangkrut, atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan usaha ini berhenti kegiatannya.
Percetakan Agus Printing
Percetakan adalah salah satu contoh perusahaan perseorangan. Percetakan ini berdiri pada tahun 1991. Nama pemiliknya adalah Bpk.Agus Setyawan. Beliau mendirikan usahanya dengan modal awal sebesar Rp 250.000.000,00 dan pada awal usahanya beliau hanya memiliki 5 karyawan. Dalam menjalankan usahanya, beliau banyak menghadapi kesulitan contohnya; mesin produksi yang rusak, padamnya aliran listrik yang dapat menghambat proses produksi, barang pesanan tidak selesai sesuai dengan waktu pesanan, salah cetak, salah warna, dan buruknya kualitas kertas juga merupakan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini. Memberi pengertian dan penjelasan kepada konsumen atau pelanggan tentang masalah-masalh yang dihadapi adalah salah satu cara agar tetap mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Selain itu masalah yang dihadapi adalah pada saat ada pelanggan yang komplain. Beliau mempunyai cara dalam mengendalikan komplain pelanggan yaitu dengab :
1. Fokus terhadap kualitas dan pelanggan
• Menjadikan kualitas sebagai strategi perusahaan
• Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
• Memperhatikan kualitas
• Membangun budaya kualitas
2. Identifikasi masalah dalam proses
• Identifikasi masalah utama
• Identifikasi proses bisnis
• Membangun kesadaran terhadap masalah
3. Identifikasi sumber penyebab masalah
• Melibatkan setiap karyawan dalam penanganan
• Simulasi di lapangan untuk menemukan masalah
4. Membuat laporan dan menyusun perbaikan
• Menyusun rencana perbaikan
• Simulasi perbaikan di tempat kerja
• Menyusun laporan komplain dan perbaikan berkelanjutan
Pada percetakan Bpk.Agus ini tiap bulan penghasilannya bisa mencapai kurang lebih Rp 500.000.000,00 dan pengeluarannya kurang lebih Rp 200.000.000,00. Kini percetakan Bpk. Agus sudah mempunyai karyawan sebanyak 25 orang. Meskipun percetakannya belum mempunyai cabang, tetapi percetakannya saat ini sudah menjadi percetakan yang besar.
Langganan:
Postingan (Atom)