NPM : 20210871
Kelas : 3eb15
PENGERTIAN RINGKASAN
Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu
karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara
proporsional tetap di pertahankan dalam bentuknya yang singkat atau suatu cara
yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang
singkat. Kata précis berarti memotong atau memangkas.
TUJUAN RINGKASAN
Membantu kita memahami dan mengetahui isi sebuah buku
atau karangan. Dengan membuat ringkasan, seseorang dibimbing dan dituntun untuk
membaca karangan asli dengan cermat dan menuliskan kembali dengan tepat. Untuk
membuat ringkasan yang baik, kita perlu membaca buku atau karangan asli dengan
cermat. Dengan membaca secara cermat, kita dapat menangkap dan membedakan
gagasan utama dengan gagasan tambahan.
MANFAAT RINGKASAN
Sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi
sebuah buku atau suatu uraian yang begitu panjang. Rangkuman memuat ide- ide
pokok yang mewakili setiap bagian bacaan aslinya. Dengan membaca rangkuman,
kita seakan- akan memahami keseluruhan buku secara utuh.
Bagi
orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam
menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah
perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan
terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuat ringkasan.
Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang
baik dan teratur.
1.
Membaca Naskah Asli
Bacalah naskah asli sekali atau dua kali, kalau perlu
berulang kali agar Anda mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara
menyeluruh. Penulis ringkasan juga perlu mengetahui maksud dan sudut pandangan
penulis naskah asli. Untuk mencapainya, judul dan daftar isi tulisan (kalau
ada) dapat dijadikan pegangan karena perincian daftar isi memunyai pertalian
dengan judul dan alinea-alinea dalam tulisan menunjang pokok-pokok yang
tercantum dalam daftar isi.
2.
Mencatat Gagasan
Utama
Jika Anda sudah menangkap maksud, kesan umum, dan
sudut pandangan pengarang asli, silakan memperdalam dan mengonkritkan semua hal
itu. Bacalah kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil
mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Pokok-pokok
yang telah dicatat dipakai untuk menyusun sebuah ringkasan. Langkah kedua ini
juga menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan. Yang menjadi sasaran
pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea, kalau perlu
gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensial untuk memperjelas gagasan
utama tadi juga dicatat.
3.
Mengadakan Reproduksi
Pakailah kesan umum dan hasil pencatatan untuk membuat
ringkasan. Urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi kalimat-kalimat
dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus
menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Bila gagasan yang telah
dicatat ada yang masih kabur, silakan melihat kembali teks aslinya, tapi jangan
melihat teks asli lagi untuk hal lainnya agar Anda tidak tergoda untuk
menggunakan kalimat dari penulis asli. Karena kalimat penulis asli hanya boleh
digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah,
kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4.
Ketentuan Tambahan
Setelah melakukan langkah ketiga, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan
yang baik.
1. Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada
kalimat majemuk.
2. Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi
kata. Jika rangkaian gagasan panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral
saja.
3. Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik
utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb.
dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
4. Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata
sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih
dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian
keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
5. Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan
naskah. Tapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan
kembali dalam kalimat ringkasan Anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru
atau pikiran Anda sendiri yang dimasukkan dalam ringkasan.
6. Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa
(bahasa tak langsung) dan sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang
menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato
atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan orang ketiga.
7. Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya.
Karena itu, Anda harus melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat
ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka haruslah membuat
demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan yang dibuat sudah seperti yang
diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah
dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus
ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat
jumlah riil kata yang ada. Tapi perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan.
Jika Anda harus meringkaskan suatu buku yang tebalnya 250 halaman menjadi
sepersepuluhnya, perhitungan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
a. Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: Jumlah
halaman x Jumlah baris per halaman x Jumlah kata per baris = 250 x 35 X 9 kata
= 78.750 kata.
b. Panjang ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 :
10 = 7.875 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika
kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap
baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25
baris dengan jarak dua spasi, maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata
= 225. Jumlah halaman yang diperlukan adalah: 7.875:225 = 35 halaman.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar